Tuesday, March 26, 2013

Karena Hidup Haruslah Bermanfaat (Kisah Uang 1000 dan 100.000)

http://bit.ly/WTwWJZ
Karena Hidup Haruslah Bermanfaat (Kisah Uang 1000 dan 100.000)
عن جابر قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : « المؤمن يألف ويؤلف ، ولا خير فيمن لا يألف ، ولا يؤلف، وخير الناس أنفعهم للناس »

Diriwayatkan dari Jabir berkata,”Rasulullah saw bersabda,’Orang beriman itu bersikap ramah dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling bermanfaat bagi manusia.” (HR. Thabrani dan Daruquthni)

<a href="http://supermom.butikaini.com/?attachment_id=166" rel="attachment wp-att-166"><img class="alignleft size-full wp-image-166" alt="kisah_uang_100_ribu_dan_seribu1" src="http://supermom.butikaini.com/wp-content/uploads/2013/02/kisah_uang_100_ribu_dan_seribu1.jpg" width="290" height="200" /></a>Masih ingat tentang cerita uang 1000 dan 100.000? Kalo yang belum tau, Bunda ceritain nih.. yang sudah tahu, me refresh aja ya...

Jadi ceritanya ada uang 1000 dan 100.000. Selepas dicetak di Peruri dan diedarkan oleh BI, meraka mengalami perjalanan dan petualangan yang berbeda. Uang 1000, begitu dikeluarkan langsung beredar di kalangan bawah, di pasar,  dipegang oleh tukang becak, tukang ojek, tukang parkir, bahkan pengemis. Sedangkan uang 100.000 masuk ke mall mall, dipegang oleh orang-orang cantik dan ganteng.

Alkisah, mereka bertemu di dompet seorang pemuda. Si uang 100.000 bertanya kepada uang 1000.

"Wahai uang 1000, kok badanmu buluk amat, bau, lecek. Kenapa bisa begitu?" Tanyanya dengan nada pongah, karena merasa dirinya bagus, kekar, dan wangi.

"Wahai uang 100.000. Wajarlah badanku lecek begini, aku kan dipegangnya sama tukang ojek, tukang becak, tukang ikan, tukang sayur, pengemis. Aku sangat sering berpindah-pindah makanya bau dan lecek. Tapi kau, wahai 100.000. Badanmu kekar, aromamu wangi. Kau tentulah sangat terpelihara?"

"Pastinya dong..! Aku sangat jarang keluar dompet, orang-orang sangat menyayangiku. Kalopun keluar, aku keluar di daerah yang bersih dan wangi. Seperti mall dan toko emas". Uang 100.000 tambah pongah.

Si uang 1000 terdiam sejenak.

"Kau sangat keren. Tapi...., pernahkan kau mampir di rumah yatim piatu?" tanya uang 1000.

Si uang 100.000 menggeleng.

"ngga. ngga pernah."

"kalo tempat ibadah?"

"ngga pernah juga"

"kalo di tangan seorang nenek-nenek yang menerima dengan rasa syukur yang sangat saat mendapatkanmu?"

Si uang 100.000 menggeleng lemah.

"aku ngga pernah mengalami semua itu. pemilikku biasanya sangat menjagaku."

Si uang 100.000 tercenung. Nyatalah bahwa ia sangat tak pantas pongah. Meskipun lecek dan bau, ternyata si uang 1000 mempunyai manfaat yag lebih banyak dibandingkan dirinya. Tentulah di mata Allah, yang lebih bermanfaat dan bertakwa yang lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dirinya yang bagus dan keren aja tapi kurang bermanfaat.

-----------------------

Kisah di atas setidaknya dapat kita ambil 2 pelajaran:

1. Manusia yang paling baik adalah yang paling bermanfaat. Apapun peran kita saat ini, berusahalah untuk selalu memberikan manfaat. entah itu untuk lingkungan terdekat kita yaitu keluarga, ataupun dalam lingkup lebih luas yaitu masyarakat dan alam. Ada sebuah quote menarik, yaitu: "bahwa seseorang dinilai bukan pada bagaimana dia mati, tapi bagaimana dia hidup".

2. Ternyata, memang uang 100.000 sangat jaraaaaaanngg digunakan untuk sedekah. jikapun ada, kadang berat melepasnya. Tapi, kata Ippho Santosa, sedekah itu harus dibiasakan banyak meski pada awalnya tidak ikhlas. Jika sudah terbiasa, maka sedekah besarpun akan ikhlas dengan sendirinya (yg ini masih terus dusahakan). Dan ingat, bahwa uang 100.000 jika dibawa ke mesjid terasa sangat besar, tapi jika dibawa ke mall, akan terasa kecil, dan kita takut kurang bawa uangnya.

&nbsp;

No comments:

Post a Comment